Thursday, May 31, 2012

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO UTANG JANGKA PANJANG



 Utang Jangka Panjang  adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transaksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari tanggal neraca.
Contoh :
1.      kredit investasi dari bank 
2.      utang obligasi
3.       utang kepada perusahaan induk,
4.      utang sewa jangka panjang,
5.      utang wesel jangka panjang.
Tiga (3) bentuk utang jangka panjang yang memiliki karakteristik yang sama yaitu:
1.      Utang wesel (note payable)
2.      Utang hipotek (mortgage payable)
3.      Utang Obligasi (bond payable)
Alasannya: karena ketiga bentuk utang tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a)      Perjanjian kontrktual (Berbunga sesuai dengan kontrak)
b)      Memerlukan pengesahan(otoritasi) dewan direksi
c)      Membutuhkan jaminan pihak lain.
Beberapa alasan perusahaan memilih pembelanjaan dengan utang jangka panjang, adalah:
1.      Sering perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya,sehingga alternative yang masih menguntungkan untuk dipilih adalah dengan menarik utang jangka panjang guna melunasiutang jangka pendeknya
2.      Utang jangka panjang sering timbul sebagai  akibat dari kebutuhan dana yang besar yang pemegang saham tidak menghendaki pemenuhannya dengan menambah saham yang beredar.
3.      Kemungkinan pemenuhan kebutuhan dana akan lebih murah bila diperoleh dari penarikan utang jangka panjang karena biaya bunga dapat dapat dikkurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan,sedangkan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak dapat diperlakukan  sebagai biaya dalam laporan laba rugi sehingga tidak dapat mengurangi besarnya psjak penghasilan yang harus dibayar perusahaan
4.      Sering lebih menguntungkan jika aktiva tetap diperoleh dengan cara menyewa(lease) daripada membeli.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dalam penyajian utang jangka panjang dineraca, meliputi:
1)      Utang jangka panjang harus dijelaskan dengan cukup dalam neraca.Setiap jenis utang jangka panjang harus disajikan secara terpisah  didalam neraca dan diberi catatan kaki yang cukup jika hal ini perlukan
2)      Umumnya utang jangka panjang dipisahkan menjadi dua kelompok,yaitu:
a.       Utang jangka panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis.Contoh : utang bank dan utang obligasi
b.      Utang jangka panjang yang tidak disertai dengan perjanjian tertulis. Contoh : pengkreditan yang ditangguhkan (deferred credit),jaminan dari pelanggan(customers deposits),dan utang garansi produk.
3)      Utang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya,dan dicantumkan pula            tanggal jatuh temponya serta tarif bunganya .Alternatif lain adalah utang obligasi disajikan pada nilai nominalnya ditambahah dengan premi obligasi yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan  diskonto obligasi yang belum diamortisasi.
4)      Obligasi yang dilunasi ,yang dibeli dengan treasury bond dan yang belum dikeluarkan lagi harus disajikan dalam neraca sebagai pengurang  jumlah obligasi yang yang diijinkan untuk dikeluarkan (authorized bond) sebesar nilai nominal. Treasury bond tidak boleh disajikan sebagai aktiva.

AUDIT SIKLUS PENDANAAN


Siklus pendanaan mencakup dua kelas transaksi utama,yaitu :
1.      Transaksi utang jangka panjang,meliputi : peminjaman dari obligasi,notes,mortgages,pinjaman jangka panjang lainnya,dan pembayaran pokok dan bunga yang terkait.
2.      Transaksi ekuitas pemegang saham dan jenis modal lain,meliputi : penerbitan saham biasa dan saham istimewa,transaksi saham treasury,pembayaran dividen,paid in capital,laba ditahan, dan utang dividen.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perencanaan Audit siklus pendanaan :
1.      Materialitas
2.      Risiko yang tak terhindarkan (Inherent Risk)
Risiko munculnya salah saji dalam pencatatan dan pengujian transaksi siklus pendanaan biasanya rendah
3.      Risiko prosedur analitis,merupakan bagian dari resiko deteksi,yaitu resiko bahwa prosedur    analitis gagal mendeteksi salah saji material dalam suatu segmen.
4.      Risiko pengendalian(Control Risk/CR).Pengendalian intern yang digunakan pada aktivitas investasi  dan pendanaan.Dalam lingkungan pengendalian,tanggungjawab atas suatu transaksi dipegang  oleh bendahara CFO yang harus memiliki integritas dan kompetensi dalam melakukan tugasnya.